10 Oktober, 2009

Pintu Kamar Hanya Dibuka Seperempat

Radar Banyumas, 10 Oktober 2009


PINTAR benar Fajar, kurir Syaifuddin Zuhri mcmrlih lokasi persembunyian. Mcnyaru bersama puluhan mahasiswa di rumah kos dua lantai di RT 2 RW 3, Cempaka Putih, Ciputat. Daerah itu memang lokasi kos yang sangat padat di sekitar kampus IJIN Syarif Hidayatullah.

"Orangnya ramah, kalau bertemu sering menyapa," kata


Usep Muzani, penghuni kamar nomor 14 icpatdi samping kamar (empat kedua teroris tertembak. "Tapi, setahu saya hanya Sony," katanya.

Sony adalah Fajar, warga Mar-garahayu. Bekasi. Dia adalah pelapis terakhir duo Syahrir-Syaifuddin. "Saat penggerebekan saya baru mau salat Jumat." katanya.

Tapi, Usep dan dua orang temannya terjebak di dalam karena mendengar suara ribut polisi.

"Brakk, saya kira suara molor jatuh di lantai bawah, tcmyata pintu samping didobrak," katanya. (Camar di kontrakan itu berukuran 3x4 dengan kamar mandi di dalam. Ada wastafel dan hanya satu pintu keluar masuk, "hanya melalui lorong," katanya.

Usep mengaku sering bertemu Sony. "Tapi hanya sekedar salam saja. Dia sering nawarin makan tapi ya hanya basa-basi," ujarnya. Di rumah kos milik Haji Jatna bertarif Rp 480 ribu sebulan itu penghuni jarang berinteraksi. "Semua kamar penuh, ada yang diisi dua orang atautiga orang," katanya.

Terakhir dia melihat Sony Selasa (6/10) lalu. "Setelah itu nggak tahu lagi. Pintunya terus tertutup seperti tidak ada orang." katanya. Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah itu juga belum penuh masuk ke dalam kamar nomor 15. "Pintunya hanya dibuka seperempat saja. Saya sungkan untuk masuk." katanya.

Nasrullah penghuni yang lain menuturkan. Sony sering memesan makan dan litip dibelikan galon Aqua. "Tapi hanya saya taruh di depan pintu kamar saja.dia ambil sendiri masuk." katanya.

Di kos itu mereka bebas keluar masuk 24 jam. "Masing-masing bawa kunci sendiri," katanya.

Mereka membayar kos tiap bulan ke pengelola bernama Suwarni yang sering dipanggil Budhc. "Jadi, hampir tidak saling mengenal akrab," katanya.

Haji Ibrahim warga RT 2 yang rumahnya tepat di belakang komplek kos berlantai dua itu mengaku sejak Sabtu memang wajah baru sering muncul di sekitar rumahnya. "Badannya tinggi-tinggi, saya kira mereka itu intel polisi," katanya.

Ketua RT 02 Iriawan mengaku tak tahu menahu jika ada dua buron di wilayahnya. "Saya tidak tahu pelaku teroris. Sebab, mereka tidak pernah lapor ke saya. Seharusnya warga baru lapor, kalau tidak penjaga ya pemilik kos," katanya, (rdi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar