07 Oktober, 2009

GEGERAN LAGI

Radar Banyumas, 07 Oktober 2009

PURWOKERTO-Pengguna jalan Jenderal Sudirman (Jensud) kembali disuguhi tontonan menghebohkan Selasa (6/10). Usaha Satuan Polisi Pamong Praja (Satpel PP) menertibkan trotoar jalan Jenderal Sudirman kembali mendapat perlawanan sengit dari Pedagang Kaki Lima (PKL).

Tanda-tanda bakal terjadi keributan sebenarnya sudah terlihat sejak pukul 09.00. Setelah sehari sebelumnya ditertibkan para PKL kembali menggelar lapak-lapak mereka. Bahkan pada pukul 12.00 puluhan PKL Jensud sudah berkumpul dan terlihat sudah bersiap jika petugas Satpol PP datang untuk menertibkan mereka lagi.

Dan sekitar pukul 14.10, sedikitnya 45 petugas Satpol PP dan Tim Reaksi Cepat (TRC) Bakesbangpolinmas mulai mendatangi lapak-lapak PKL yang masih membandel. Petugas langsung menghampiri dan mengamankan lapak yang sempat dipertahankan PKL. Terlihat ada dua lapak yang diambil dan diamankan oleh petugas.

Saat itu pula keributan pecah. Emosi para PKL tak terbendung. Mereka langsung melawan petugas yang mengambil lapak dan barang dagangan mereka. Aksi dorong tak terelakan di perempatan Pasar Wage. PKL terus berusaha menghalangi petugas dengan melemparkan besi-besi penyangga lapak, kayu sandal dan sejumlah barang lainnya ke arah petugas.

PKL yang terlihat emosinya sudah terlalu tinggi langsung dipisahkan dari PKL lain oleh beberapa petugas Satpol PP dan TRC. Para PKL lain yang tak terima berusaha mempertahankan rekannya hingga terjadi aksi tarik manarik antara PKL dengan petugas.

Pertunjukan seperti ini berlanjut sampai depan Hotel Mulia, hingga salah seorang PKL perempuan, Nenda hampir terjatuh. Hal ini dijadikan kesempatan bagi PKL lain untuk mencaci dan mengumpat kepada petugas secara bergantian sambil berteriak-teriak "HIDUP PKL". Suasana makin tegang, beruntung petugas tidak meladeni sehingga tidak terjadi kontak fisik lebih jauh.

Di sisi lain tampak petugas kepolisian kerepotan mengatur lalu lintas akibat pertunjukan ini. Pemandangan macet menghias sekitar perempatan Pasar Wage, yang di keliling! masyarakat sekitar.

Salah seorang PKL perempuan mengaku merasa kecolongan sebab satpol PP datang di waktu yang tidak terduga. "Kita kecolongan, ternyata datangnya siang," ucap PKL itu yang semula mengira petugas Satpol PP akan datang diwaktu yang sama seperti Senin kemarin.

Dede salah satu-PKL mengatakan kalau upaya penertiban bagian dari pengembangan kota yang ingin dilakukan oleh pemkab, sebaiknya jangan menggusur PKL. Ia mengatakan, awalnya yang mereka tahu pelebaran jalan Jensud sebagai upaya pengembangan kota meminta pihak pemilik toko memundurkan bangunannya. "Bukan malah menggusur PKL. Yang jelas kami akan tetap memperjuangkan hak kami agar bisa berjualan," ujarnya.

Sementara itu Kepala Satpol PP Banyumas Nungky HR mengatakan ada dua lapak dan beberapa barang bukti yang diamankan. "Kalau mereka tetap melawan kami juga akan tetap menjalankan perintah untuk terus melakukan penertiban terhadap mereka." jelasnya.

Ia mengatakan hari ini, Rabu (7/10) dan hari- hari berikutnya tetap akan menertibkan PKL yang terus membandel. "Penertiban akan berlangsung terus sampai pemerintah memberikan kebijakan bam yang bisa diterima PKL," ucapnya.

Sampai hari kemarin lapak yang diamankan pada saat penertiban sebelumnya juga belum ada satupun yang diambil. Menurutnya ada dua lokasi pengamanan lapak, yakni Disperindagkop dan Kantor Satpol PP. "Lapak hasil penertiban hari Senin (5/10) diamankan di Kantor Satpol PP, tapi hasil penertiban hari sebelumnya diamankan di Disperindagkop. Lapak yang di Kantor Satpol PP belum ada satupun yang diambil, begitu juga yang di Disperindagkop," katanya. (ap15/ap4)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar